Peran Pemuda dalam Isu-Isu Kedokteran di Era Digital
Pada 1 September 2020 kemarin, saya dan Daffa (Creative Officer Vascular Science Club) mengadakan IG Live dengan topik yang cukup berbeda dengan biasanya. Kali ini, kami membahas soal pentingya bersikap kritis pada pemuda.
Topik ini didasari oleh semakin banyaknya isu-isu kedokteran yang terangkat di masyarakat sejak munculnya pandemi Covid-19. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali feedback dari banyak pihak, mulai dari konspirasi, hoax, debat, sampai konten-konten edukasi yang sedang booming.
Kemudian fenomena tersebut memunculkan pertanyaan: Bagaimana sikap terbaik kita untuk menghadapi hal tersebut? Haruskah kita bersuara atau cukup hanya diam?
Kenyataannya, di lapangan masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai berbagai informasi terkait Covid-19. Mulai dari protokol kesehatan yang wajib dilakukan, sampai berbagai hoax yang perlu diluruskan.
Sebagai tenaga medis, tentunya tugas kita untuk mengedukasi masyarakat terkait segala yang berkaitan dengan dunia kesehatan dan kedokteran. Hal tersebut tidak boleh berhenti kita lakukan. Penyuluhan-penyuluhan tentunya bisa dilakukan untuk mendukung usaha ini.
Namun bagaimana di dunia digital? Haruskah kita ikut memberikan penyuluhan?
Tentunya baik jika kita memberikan penyuluhan. Namun yang harus diperhatikan adalah data yang valid serta sumber yang jelas.
Penting juga untuk diingat bahwa sebaiknya kita menghindari menggunakan bahasa yang memprovokatif masyarakat. Dan sebisa mungkin, kita menjadi pihak yang netral dan tidak berpihak, apalagi mempunyai kepentingan untuk golongan tertentu. Niat murni yang baik adalah untuk mengedukasi masyarakat demi kesehatan mereka.
Hoax-hoax di internet, khususnya di grup whatsapp yang biasanya beredar, bisa dilawan dengan membuat konten-konten dengan data yang bisa dipertanggungjawabkan.
Masyarakat tentunya butuh update-update terbaru soal dunia kedokteran, sehingga penting bagi kita untuk mengimbangi kebutuhan tersebut.
Selain penyuluhan menggunakan sosial media, sebagai tenaga medis tidak salah juga kita memilih untuk diam. Namun bukan berarti boleh memilih untuk tidak peduli.
Alangkah baiknya kita tetap update terhadap berita-berita kedokteran yang beredar di masyarakat, sehingga kita bisa memberikan pendapat jika ada yang bertanya pada kita.
Selain membandingkan berbagai sumber dan mencari informasi yang paling valid, diskusi dengan kerabat yang dipercaya dapat memperluas wawasan kita dan memberikan referensi perspektif-perspektif yang mungkin tidak terpikir bagi kita. Hal ini baik untuk menyimpulkan suatu berita.
Berdasarkan diskusi ini, saya menyimpulkan bahwa ‘berpikir kritis’ adalah hal yang paling penting untuk kita pelihara dalam menghadapi berita-berita kedokteran yang beredar di masyarakat. Dengan bersikap bijak, tidak terburu-buru, emosional, kita bisa menjadi tombak utama dalam mencerdaskan bangsa Indonesia.
Jadi, kini muncul pertanyaan yang harus dijawab oleh diri kita masing-masing....
“Apakah kamu peduli dengan nasib bangsa Indonesia?”
Penulis: Andika Hilman
Sumber gambar: https://pixabay.com/photos/girl-mobile-phone-whatsapp-sms-518517/