Pemeriksaan Fisik Vena: Tes Brodie-Trendelenburg
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pembuluh darah vena berbeda dengan yang disebabkan oleh pembuluh darah arteri.
Kebanyakan penyakit yang diakibatkan vena tidak bisa dinilai melalui tanda-tanda klinisnya saja. Penderita penyakit tersebut tidak mempunyai gejala yang khas, sehingga dokter susah untuk menegakkan diagnosis hanya melalui vena.
Berbagai hal dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit akibat pembuluh darah vena, termasuk di antaranya dengan pemeriksaan fisik.
Pembuluh darah vena mempunyai pemeriksaan fisik yang khas. Pemeriksaa tersebut dilakukan untuk mendeteksi dan mengevaluasi obstruksi atau refluks vena melalui katup-katup yang mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Kelainan fungsi katup vena dapat dievaluasi dengan menguji waktu pengisian vena. Teknik yang biasa dilakukan untuk menguji hal tersebut adalah tes Brodie-Trendelenburg.
Tujuan
Tes ini dilakukan dengan mengosongkan vena saphena melalui peninggian anggota gerak serta mengurangi aluran arteri melalui oklusi.
Prosedur
Awalnya pasien diminta untuk berbaring dalam posisi supine. Kemudian tungkai dinaikkan untuk mengosongkan isi vena. Posisi tungkai menekuk di pinggul. Vena akan kosong karena gaya gravitasi serta dengan bantuan tangan pemeriksa memeras darah ke arah jantung.
Kemudian, pemeriksa memasang torniket di pangkal paha. Hal ini dilakukan untuk menekan vena-vena superfisial. Torniket tidak perlu dipasang sangat erat supaya tidak ikut memberhentikan aliran pembuluh darah vena bagian dalam.
Pertama, pemeriksa meminta penderita untuk menurunkan kakinya dan berdiri. Pemeriksan melihat adanya pengisian vena. Pada katup yang kompeten (baik) tidak akan terjadi pengisian mendadak. Sedangkan pada katup inkompeten, terjadi pengisian mendadak 15 – 20 detik.
Normalnya vena saphena superfisialis akan terisi dari bawah dalam kurun waktu 30-35 detik. Hal ini merupakan durasi aliran darah dari kapiler mencapai vena.
Adanya pengisian tiba-tiba dilambangkan dengan ‘positif’, sedangkan normal dilambangkan dengan ‘negatif’. Hal tersebut merupakan tanda bahwa katup tidak mampu menahan aliran darah tersebut.
Kedua, setelah 20 detik, pemeriksa membuka torniket pada paha pasien. Jika terjadi pengisian tiba-tiba, hal ini menunjukkan bahwa katup saphena tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mencegah aliran balik vena (retrogade).
Sama seperti pemeriksaan pertama, adanya pengisian tiba-tiba dilambangkan dengan ‘positif’, sedangkan normal dilambangkan dengan ‘negatif’.
Interpretasi
Tes Brodie-Trendelenburg dinyatakan normal jika hasilnya ‘positif-positif’
Pengisian mendadak menunjukkan bahwa terjadi ketidakmampuan fungsi katup antara vena saphena atau vena komunikans.
Inkompetensi katub vena komunikans terjadi apabila hasil pemeriksaan positif-negatif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi gangguan katup vena komunikans. Hal ini menyebabkan terjadi pengisian cepat vena perifer, sedangkan vena saphena terbendung dengan baik. Gangguan katup vena
komunikans menyebabkan darah dari vena profunda mampu kembali ke superfisial dengan cepat (retrograde).
Inkompetensi katub vena saphena terjadi apabila hasil pemeriksaan negatif-positif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi pengisian cepat darah dari vena femoralis kembali ke vena saphena (retrograde) melewati katub vena saphena yang inkompeten. Pada kasus ini, katub vena komunikans masih kompeten.
Tes ini dapat diulangi dengan torniket dipasang pada level yang berbeda-beda.
Torniket dipasang di atas lutut. Ketika torniket dilepas, katup sapheno-femoral yang inkompeten akan menyebabkan terjadinya pengisian sangat cepat (beberapa detik).
Torniket dipasang di bawah lutut. Ketika torniket dilepas, katup sapheno-poplitea yang inkompeten menyebabkan terjadinya pengisian lebih lambat. Bila torniket dipasang pada poplitea, torniket dilepas, kemudian terjadi pengisian cepat, maka terdapat inkompetensi katup sapheno-poplitea.
Selain tes Brodie-Trendelenburg, pemeriksaan fisik pada vena juga bisa dilakukan dengan metode teknik kompresi manual yang akan dibahas pada lain kesempatan.
Jangan lupa share artikel ini jika kamu merasa artikel ini berguna ya!
Penulis: Andika Hilman
Sumber:
https://www.scribd.com/doc/315890126/trendelenburg-test-docx
https://en.wikipedia.org/wiki/Trendelenburg_test#cite_ref-2
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Pemeriksaan%20Varises.pdf
Buku ‘Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit’ Volume 1 by Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson
Sumber gambar:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1513782/pdf/annsurg01359-0174.pdf